Canduang, Justic – Program Al-Miftah angkatan-3 mengikuti Munaqosyah yang berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 11 hingga 15 Mei 2024. Ujian akhir ini menjadi puncak pembelajaran mereka.

Munaqosyah dilaksanakan di empat lokal di Gedung C. Para santri diuji dalam berbagai bidang, termasuk nahu, sharaf, tahqiq, dan tasmiak. Ujian ini menggunakan metode Al-Miftah Sidogiri, yang terkenal dengan ketelitian dan kedalamannya.

Meskipun diiringi rasa takut dan gugup, para santri menunjukkan semangat dan keteguhan iman mereka dalam menjawab pertanyaan para dewan juri. “Ketika mau munaqosyah, hafalan langsung hilang, karena takut dan gugup. Dewan juri nguji dengan sangat teliti, dan membuat kita harus yakin dengan jawaban kita,” ujar Tri Rahma Handayani, salah satu peserta munaqosyah.

Kesulitan dan rasa cemas juga dirasakan oleh Lia Maulida Puspita. “Banyak teman-teman yang menangis selesai munaqosyah, karena tidak dapat saat diuji. Untung saya tidak nangis, selain itu saya juga takut tidak lulus saat wisuda,” ungkapnya.

Munaqosyah Al-Miftah menjadi momen penting bagi para santri untuk menguji pengetahuan dan keteguhan iman mereka. Ujian ini bukan hanya tentang hafalan, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan, dan kepercayaan diri.

✍🏻: Avi Herliza

By justic@4dm1n

JusTic (Jurnalis Santri Tarbiyah Islamiyah Canduang) adalah unit organisasi santri sebagai wadah pengembangan diri di bidang kejurnalistikan. Justic juga berfungsi sebagai salah satu sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas-tugas kehumasan di Ponpes MTI Canduang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *